dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
24 Mei, 2008
Pukul 02:35 / 5 Mei 2008
Aku terjaga. Bagaimana mungkin mampu kudekap erat bebantal empuk, sedang tak dapat kupejam mata ini. Kakak-kakak, Ayah juga Ibu yang tengah bermain di taman mimpi, tidaklah lagi dengar kisah kisah malam. Termasuk kisah bengalku yang tinggal membodohi diri dengan mendaki. Daki jejak. Tapi aku selalu ingin terbahak sendiri, karena tak henti mendaki jejak langkah memori. Walau kadang jejak jejak itu hanya bisa buatku mati dan tertusuk sedih juga piluku sendiri. Bukankah itu yang kan terjadi? Aku tak pernah tahu dan sesungguhnya tak ingin tahu apa yang terjadi dengan pekerja dalam tubuhku. Aku tak peduli dengan apa yang dikatakan adik kelasku, tentang racun itu. Sama sekali tak peduli. Hal demikian hanyalah cita-cita seorang penyair pemula untuk menyamakan dirinya dengan segala penyair dahulu kala, termasuk aku mungkin pula adik kelasku. Seperti sajak yang kucipta berjudul Penyair Pesakit, yang hanyalah sebuah obsesi besar remaja bengal pelajar penyair sepertiku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
toycam
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...
-
Pada suatu masa yang tidak begitu lampau, saya nekat terjun bebas ke sebuah arena yang sebenarnya saya sendiri tidak yakin mampu melakukanny...
-
ayah tak tinggal bersama kami sebab ia punya rumah bahari berganti detik, berganti pula pijakan kaki berganti menit, maka daratannya sudah l...
-
"Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi Dibalik awan hitam Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini, Menanti.. Seperti pelangi setia men...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar