-ibu
pada akhir sebuah hari
kutulis sajak tentang ibu
ibu yang tak pernah
lepas dari rindu
rindu yang kisahnya
selalu gandeng haru
haru pencipta airmata
yang meleleh di pipi ibu
pada seorang ibu
kutulis sajak
tentang berbagai hari
sebelum terlelap, 13 Juli 2008
dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
19 Juli, 2008
Tentang Ibu-perihal sakit
di ujung telepon
ibu mengirim sebait doa
khawatir
serta tanya
baikbaikkah anaknya di sana?
dalam lelah nafasnya
sang anak hapus segala tanya
dari ibunda tercinta
dan berkata
aku baikbaik saja
setidaknya masih mengenal
udara
sebelum terlelap, 13 Juli 2008
ibu mengirim sebait doa
khawatir
serta tanya
baikbaikkah anaknya di sana?
dalam lelah nafasnya
sang anak hapus segala tanya
dari ibunda tercinta
dan berkata
aku baikbaik saja
setidaknya masih mengenal
udara
sebelum terlelap, 13 Juli 2008
17 Juli, 2008
Kerinduan pada Lelah Sunyi
:Ibu
sedang apakah engkau
pada lelah sunyi
yang tengah kuhadapi
malam ini?
bagaimana bodoh pertanyaanku
sedang engkau
mana pernah tahu lelah
yang kau tahu
-hanya rindu-
rindu padaku
-yang aku tahu-
terkadang aku pun begitu
bebunyian serta aroma masakan
dari dapur itu menjelma kerinduan
lelah sunyi pun detakan jam
juga begitu mampu menafsirkan
tangisku sebagai sebuah kerinduan
aku selalu ingin
-kau disampingku-
sebab aku tak pernah ingin
skenario mimpiku
perihal kematian
-jadi kenyataan-
aku tak mau kau jauh
biar kita tetap bersama berteduh
Kamar tidur, 11 Juli 2008
sedang apakah engkau
pada lelah sunyi
yang tengah kuhadapi
malam ini?
bagaimana bodoh pertanyaanku
sedang engkau
mana pernah tahu lelah
yang kau tahu
-hanya rindu-
rindu padaku
-yang aku tahu-
terkadang aku pun begitu
bebunyian serta aroma masakan
dari dapur itu menjelma kerinduan
lelah sunyi pun detakan jam
juga begitu mampu menafsirkan
tangisku sebagai sebuah kerinduan
aku selalu ingin
-kau disampingku-
sebab aku tak pernah ingin
skenario mimpiku
perihal kematian
-jadi kenyataan-
aku tak mau kau jauh
biar kita tetap bersama berteduh
Kamar tidur, 11 Juli 2008
01 Juli, 2008
01:07
ah, malam. Mengapa slalu saja kau sisakan waktu untukku berpuisi? Sedang mataku kini mana mau terpejam lagi. Engkau sudah memaksanya menelusuri segala bait puisi. Sementara punggungku, enggan ia berjumpa dengan kasur dan bebantal yang sudah aku tata. Bukankah pernah kukata, jangan pernah engkau datang bersama sunyi, bintang pun candra. Sebab mereka hanya memaksaku nikmati sisa waktu.
Kamar tidur, 28 Juni 2008
Kamar tidur, 28 Juni 2008
00:50
TERASAKAH goresan tinta pena penyair, menggores di setiap lelap tidurmu? Penyair yang tak tidur hanya untuk menuliskan mimpi dalam kitab lelahmu. Sebab ia-lah burung hantu itu. Yang melihat malam dengan seksama. Menatap kelam dengan bijaksana.Dialah penyair yang menerjemahkan segala gundah dan gelisahmu menjadi tenang yang berarti. Maka ketika ayam menyatakan hari sudah pagi, penyair pun terbangun. Dan ia bukan lagi burung hantu, dialah si pipit penoreh bait bait pada shubuh. Penyair yang berusaha jadi jam wekermu lewat gema adzan sang muadzin. Bangunkanmu, agar kau tahu bahwa shubuh punya ketentraman tersendiri untuk menelusuri puisi puisi Ilahi. Yakinkanmu, bahwa sesungguhnya pada waktu itu gema adzan amat membahana. Namun mengapa masih saja engkau berselimut? Tidak khawatirkah engkau dihampiri maut?
Kamar tidur, 28 Juni 2008
Kamar tidur, 28 Juni 2008
Romansa Detak Jam Malam
tak..tak..tak
jarum jam ini hanya tahu berdetak
cuma mampu bicara saat sunyi
saat waktu menyisakan malam
dan manusia terlelap lelah bermimpi
tunggu alarm bunyi shubuh hari
tak..tak..tak
ini jam memang hanya kenal detak
sebab detik sudah makan
seluruh waktu datuk datuk sajak
lalu apa lagi hendak dikata
bila malam cuma kenal detakan jam
tak..tak..tak
uh, lagi lagi berdetak
sungguh tak mau aku ini bunyi
jadi dongeng pengantar tidurku
malam hanya bisa cipta sunyi
mengapa tadi tak bawa wajah merkuri?
tak..tak..tak
tik..tik..tik
detak berubah jadi detik
luaran langit sudah terik
ah, rindu aku pada detak
yang semalam memekik
Kamar Tidur, 28 Juni 2008
jarum jam ini hanya tahu berdetak
cuma mampu bicara saat sunyi
saat waktu menyisakan malam
dan manusia terlelap lelah bermimpi
tunggu alarm bunyi shubuh hari
tak..tak..tak
ini jam memang hanya kenal detak
sebab detik sudah makan
seluruh waktu datuk datuk sajak
lalu apa lagi hendak dikata
bila malam cuma kenal detakan jam
tak..tak..tak
uh, lagi lagi berdetak
sungguh tak mau aku ini bunyi
jadi dongeng pengantar tidurku
malam hanya bisa cipta sunyi
mengapa tadi tak bawa wajah merkuri?
tak..tak..tak
tik..tik..tik
detak berubah jadi detik
luaran langit sudah terik
ah, rindu aku pada detak
yang semalam memekik
Kamar Tidur, 28 Juni 2008
Langganan:
Postingan (Atom)
toycam
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...
-
Pada suatu masa yang tidak begitu lampau, saya nekat terjun bebas ke sebuah arena yang sebenarnya saya sendiri tidak yakin mampu melakukanny...
-
ayah tak tinggal bersama kami sebab ia punya rumah bahari berganti detik, berganti pula pijakan kaki berganti menit, maka daratannya sudah l...
-
"Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi Dibalik awan hitam Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini, Menanti.. Seperti pelangi setia men...