deringan telepon malam itu
datang dari pulang seberang
memisahkan diriku pada satu
terang dalam gelap hidupku
dan apa?
ujung kabel telepon menyuarakannya
suara yang paling rindu menurutku
suara ibu..
dengan pelan terucap juga
permintaan puisi darinya
ibu memintaku
menulis beribu puisi untuknya
tentu ibu..
tahukah engkau?
bahwa selepas shalat shalatku
selalu kucipta puisi lewat tanganku
yang menengadah..
memohon dengan pinta yang sangat
pada Maha Kuasa
berharap kelak
puisi puisiku menjadi nyata,ibu!
080108
dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
toycam
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...
-
ayah tak tinggal bersama kami sebab ia punya rumah bahari berganti detik, berganti pula pijakan kaki berganti menit, maka daratannya sudah l...
-
Pada suatu masa yang tidak begitu lampau, saya nekat terjun bebas ke sebuah arena yang sebenarnya saya sendiri tidak yakin mampu melakukanny...
-
mesin biru ini lama tunggu penumpang sejenak berhenti ia pada pesisir jalanan yang ada hanya harap paling tidak sepasang mata menangkap kebe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar