dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
23 Februari, 2008
Ayah Seorang Pelaut
ayah tak tinggal bersama kami
sebab ia punya rumah bahari
berganti detik, berganti pula pijakan kaki
berganti menit, maka daratannya
sudah lain lagi
peluhnya tumpah seluruh
di tengah lautan yang ombaknya bergemuruh
tapi, ayah kerja untukku
kakak, adik, juga ibu
supaya keluarga bisa beli ini itu
setahun berlabuh, tentu kan pulang jua
bawa percik ombak untuk kita
tiada juga tak apa
bukankah bersamanya yang utama?
230208
(buat adikz Melda, wiiihhh..kakakz ndak nyangka kamu nangis karena puisi ini..kangen sama bapak ya dikz??)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
toycam
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...
-
ayah tak tinggal bersama kami sebab ia punya rumah bahari berganti detik, berganti pula pijakan kaki berganti menit, maka daratannya sudah l...
-
Pada suatu masa yang tidak begitu lampau, saya nekat terjun bebas ke sebuah arena yang sebenarnya saya sendiri tidak yakin mampu melakukanny...
-
"Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi Dibalik awan hitam Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini, Menanti.. Seperti pelangi setia men...
1 komentar:
puisinya mengahrukan...
semoga si ayah bisa membaca :)
nice poem dear...
Posting Komentar