MUSIM sudah hendak
pun angin beri izin
awan senyum berarak
dengan kau mereka menjalin!
SEMUA seolah bentangkan
permadani untukmu melangkah
mereka tak cegahmu
tak seperti diriku
:yang tiada pernah mau kau pergi
dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
Pada suatu musim
saat kembang merah putih berguguran,
seorang guru Bahasa Indonesia
menyuruh kami menciptakan sajak
tentang Indonesia dengan menggunakan
Bahasa Indonesia
Kami tak mematuhinya
Indonesia seharusnya adalah kata
yang tidak akan pernah berdiri dalam sajak kami
Kami tak menciptakan sajak yang guru pinta
karena kami tahu pada akhirnya
harus kami tulis juga kalimat salah seorang pujangga
yang berkata:
“Malu Aku Jadi Orang Indonesia”
Atas dasar paksaan
maka kami tulis juga sajak tentang Indonesia
yang lagi-lagi pakai Bahasa Indonesia
Ketika harga bahan bakar minyak dunia meninggi
maka pemerintah Indonesia pun turut menaikkan harga
tapi apakah pernah pemerintah menurunkan harga
tatkala harga minyak pasaran dunia merosot?
Di negeri ini,
Korupsi jadi mata kuliah wajib para pejabat
yang duduk di kursi-kursi pemerintahan selama berabad-abad
Berjuta program kerja dijanji-janjikan para kandidat saat kampanye
sayang sekali, hanyalah sekedar janji
Di negeri ini,
Uang memegang penuh kekuasaan,
Anak-anak tak perlu giat belajar hingga pintar
sebab kelak yang menentukan nilainya adalah
nominal dalam amplop yang diserahkannya
Pengendara bermotor tak perlu sibuk-sibuk mengurus segala surat izin
sebab kelak uang sepuluhribu mampu mengamankannya
dari segala bentuk penilangan
Di negeri ini,
Jabatan berubah menjadi makhluk yang dipuja-puja
para simpatisan pun jadi strategi tuk mendapatkannya
hingga bukan tak mungkin
bila yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan
karena semua demi demi simpatisan, demi jabatan
Dan bukankah sudah kukatakan sebelumnya
kelak sajak ini kan berujung pada satu kalimat
Sebab sudah pula kukatakan
aku tak ingin kata Indonesia berdiri dalam sajak ini
Kawan,
sama pendapatku dengannya
dengan Taufiq Ismail, sang pujangga
Kawan,
“Malu Aku Jadi Orang Indonesia”
---------------------------------------------------
Makassar, 16 Mei 2008
Puisi ini diperlombakan dalam Lomba Cipta Baca Puisi
Pentas Ilmiah 2008-Politeknik Negeri Ujung Pandang
Tapi...sayang.."gak menang..hiks"
kendaraan merongrong singkap sunyi
denting jangkrik tak putus putus
dan sahut sahut lain
buatku bertanya :
ini malam atau pagikah?
sambil terus kucoba daki
tapak demi tapak melodi
kukembali kunjungi jejak memori
namun hanya berakhir tanya:
tuk apa kubaca semua ini?
malam mulai rubah diri
film misteri pun lembaran kisah ngeri
di sini ada pagi
jemputku ramah beserta panggilan Ilahi
lagi lagi buatku bingung sendiri
pukul dua,
telah lama ku tak tinggal
tahan lelap tuk tetap terjaga
tapi sungguh ini tuk apa?
aku hanya bisa mati, atas jejak kudaki.
malam atau pagikah? 5 Mei 2008
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...