01 Juli, 2008

00:50

TERASAKAH goresan tinta pena penyair, menggores di setiap lelap tidurmu? Penyair yang tak tidur hanya untuk menuliskan mimpi dalam kitab lelahmu. Sebab ia-lah burung hantu itu. Yang melihat malam dengan seksama. Menatap kelam dengan bijaksana.Dialah penyair yang menerjemahkan segala gundah dan gelisahmu menjadi tenang yang berarti. Maka ketika ayam menyatakan hari sudah pagi, penyair pun terbangun. Dan ia bukan lagi burung hantu, dialah si pipit penoreh bait bait pada shubuh. Penyair yang berusaha jadi jam wekermu lewat gema adzan sang muadzin. Bangunkanmu, agar kau tahu bahwa shubuh punya ketentraman tersendiri untuk menelusuri puisi puisi Ilahi. Yakinkanmu, bahwa sesungguhnya pada waktu itu gema adzan amat membahana. Namun mengapa masih saja engkau berselimut? Tidak khawatirkah engkau dihampiri maut?

Kamar tidur, 28 Juni 2008

2 komentar:

Eko Putra mengatakan...

kegelisahan sedang bermain di matamu kawan, jangan membemci gelisah, sebab gelisahmu adalah kekuatanmu

Anonim mengatakan...

Apa yang Eko katakan itu betul sayang. Terkadang ilusi menghambat langkah kakimu untuk mencapai apa yang kau impikan.Bayang Ibu yang selalu melekat pada hatimu jadikan api semangat dan pelita dalam kegelapan.Harapan abah jangan ada air mata yang menjadikan duka lara, tapi alir segala doa alir dari segala upaya.Salam sayang abah.

toycam

Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...