dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
30 Januari, 2008
Tentang Pelajar di Sekolah Penyair (semacam biodata)
"akhir-akhir ini banyak tamu sekolah penyair yang tak mengenal siapa satu-satunya pelajar yang menganyam ilmu merangkai katanya di tempat ini, satu-satunya pelajar yang menjadi pelajar, guru, sekaligus sekolahnya sendiri...
siapakah dia sebenarnya??"
berikut sekilas informasi mengenai dirinya...
Nama lengkapnya adalah Andy Hardiyanti Hastuti, mungkin ini nama yang cukup panjang membentang, namun kalian boleh menyapanya dengan nama Tutut. Untuk lebih singkat lagi, cukup panggil 22t (sesungguhnya cara bacanya juga sama, yakni Tutut!)
Ia dilahirkan di RS.Dharma Husada Kota Denpasar-Bali, sebuah kota yang sungguh belum begitu ia kenal baik. Kota yang hanya menjadi tempat kelahirannya saja. Setelah itu, hingga kini, ia tak pernah lagi menginjakkan kaki di Pulau Dewata tersebut.
Ah,sampai lupa...ia dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1991, dan sebentar lagi ia akan menemui usianya yang paling menderu! begitu menurut orang-orang terdahulu...
Saat ini, selain menganyam pendidikan di sekolah penyair, sang pelajar juga tengah menempuh masa-masa paling memuakkan sekaligus paling berarti dalam catatan hidupnya, ia duduk di kelas unggulan untuk jenjang XI program IPA di salah satu sekolah yang mengatakan dirinya "ternama" di tingkat nasional, bahkan internasional...oh ya?dia sendiri mengaku tidak seperti itu.
Ya sudahlah, serahkan saja julukan itu bagi pejabat sekolahnya. Yang pasti, menurutnya, ia lebih bangga bersekolah di Sekolah Penyair ini...
Dalam keluarganya, ia adalah bab penutup alias anak terakhir. Anak terakhir dari lima bersaudara, semuanya perempuan! Kakak ke-tiganya telah dipanggil Allah.SWT, jauh sebelum ia menemui dunia. Ia belum pernah menatap langsung wajah saudaranya yang meninggal dunia akibat penyakit jantung itu...
Aku pikir, untuk saat ini.. itu sudah lebih dari cukup.
Suatu saat aku akan menuliskan lagi segalanya tentang dia.
Pelajar di sekolah penyair yang sekaligus adalah guru, sekolah, serta penulis biodata ini...
30 Januari 2008
Protes Kami (dari penghuni XI IPA A untuk pejabat sekolah...)
bilik tempat kami menganyam ilmu
sudah tertutup kabut tebal dari asap-asap
rokok hisapan paling nikmat sang guru
suasananya pun tak pantas, karena pengap
celoteh-celoteh pengeras suara jadi bisu
sebab ini kami, raga-raga yang disekap
kami belajar untuk menghajar debu
kami belajar untuk menghajar senyap!
250108
sudah tertutup kabut tebal dari asap-asap
rokok hisapan paling nikmat sang guru
suasananya pun tak pantas, karena pengap
celoteh-celoteh pengeras suara jadi bisu
sebab ini kami, raga-raga yang disekap
kami belajar untuk menghajar debu
kami belajar untuk menghajar senyap!
250108
untuk kata-kata
kata-kata, berjanjilah
temui aku saat senja
di sana, di pematang sawah
tak lama-sebentar saja
kata-kata, berjanjilah
dampingi aku selamanya
di sini, di dunia penuh salah
pun dalam nirwana nantinya
kata-kata, pergilah
sekarang kita berpisah
tak ada perjanjian sah
aku juga sudah pasrah
aku banyak salah!
dan maaf, mungkinkah?
250108
temui aku saat senja
di sana, di pematang sawah
tak lama-sebentar saja
kata-kata, berjanjilah
dampingi aku selamanya
di sini, di dunia penuh salah
pun dalam nirwana nantinya
kata-kata, pergilah
sekarang kita berpisah
tak ada perjanjian sah
aku juga sudah pasrah
aku banyak salah!
dan maaf, mungkinkah?
250108
27 Januari, 2008
sajak duapuluh tujuh januari
sepulang dari toko kembang, aku baru sadar
membeli berlebih
bukankah tadi hanya satu yang kuingin?
tapi mengapa kini, dua kugenggam?
merah ceria dan satunya putih, seperti
bendera tanda kematian
"mengapa? hatiku terus menyuarakan tanya"
hari ini, bunda merayakan miladnya
yang ke lima puluh dua
nun jauh di bagian barat nusa tenggara
dan kembang merah indah, kubeli untuknya
sebagai rasa sayang serta cinta
"lalu satu lagi? yang putih ini,untuk siapa?"
akhirnya, mata menjawab tanya
seperti apa yang tampak di layar kaca
tepat saat tingginya sang surya
pukul empat belas lewat sepuluh di sini
dan pukul tiga belas lewat sepuluh di sana
ada apa sebenarnya?
tangan lebih patuh ternyata
kepada ilahi, sang penguasa takdir
dan kembang putih ini sengaja dibeli
tapi jangan kalian anggap putih sebagai
pertanda sedih, atau bendera kematian
meski benar-benar ada yang kini tiada lagi
ayahanda kita Soeharto
kembali ke pangkuanNya, pangkuan ilahi
jangan lagi bersedih, aku tahu ini amat pedih
Soeharto ingin beristirahat abadi
"apakah kita tega mengusiknya dengan pecahan tangis?"
sepulang dari toko kembang, kutuju
toko kartu ucapan
ah, lagi-lagi...aku kelebihan membeli
dua lembar kartu ucapan, dipeluk lima jari
satu untuk bunda, bertuliskan:
"Selamat Ulang Tahun Bunda, Selamat Hari Cinta!"
satunya lagi untuk Soeharto, bertuliskan:
"Selamat Jalan Ayahanda, Selamat Kembali Ke PangkuanNya!
titipkan salam cintaku padaNya, katakan...tak lama lagi aku ingin ke sana.. "
dan beberapa waktu setelahnya
kubaca lagi sajak ini
wah??cukup panjang rupanya....
27 Januari 2008
membeli berlebih
bukankah tadi hanya satu yang kuingin?
tapi mengapa kini, dua kugenggam?
merah ceria dan satunya putih, seperti
bendera tanda kematian
"mengapa? hatiku terus menyuarakan tanya"
hari ini, bunda merayakan miladnya
yang ke lima puluh dua
nun jauh di bagian barat nusa tenggara
dan kembang merah indah, kubeli untuknya
sebagai rasa sayang serta cinta
"lalu satu lagi? yang putih ini,untuk siapa?"
akhirnya, mata menjawab tanya
seperti apa yang tampak di layar kaca
tepat saat tingginya sang surya
pukul empat belas lewat sepuluh di sini
dan pukul tiga belas lewat sepuluh di sana
ada apa sebenarnya?
tangan lebih patuh ternyata
kepada ilahi, sang penguasa takdir
dan kembang putih ini sengaja dibeli
tapi jangan kalian anggap putih sebagai
pertanda sedih, atau bendera kematian
meski benar-benar ada yang kini tiada lagi
ayahanda kita Soeharto
kembali ke pangkuanNya, pangkuan ilahi
jangan lagi bersedih, aku tahu ini amat pedih
Soeharto ingin beristirahat abadi
"apakah kita tega mengusiknya dengan pecahan tangis?"
sepulang dari toko kembang, kutuju
toko kartu ucapan
ah, lagi-lagi...aku kelebihan membeli
dua lembar kartu ucapan, dipeluk lima jari
satu untuk bunda, bertuliskan:
"Selamat Ulang Tahun Bunda, Selamat Hari Cinta!"
satunya lagi untuk Soeharto, bertuliskan:
"Selamat Jalan Ayahanda, Selamat Kembali Ke PangkuanNya!
titipkan salam cintaku padaNya, katakan...tak lama lagi aku ingin ke sana.. "
dan beberapa waktu setelahnya
kubaca lagi sajak ini
wah??cukup panjang rupanya....
27 Januari 2008
24 Januari, 2008
Pertama Untukmu
karena mereka yang banyak cerita
dan mengharap rajutan kata-kata
buatku jadi melupa
pada sebelah rusukku tercinta
mungkinkah syair kali ini untuknya?
atau kembali tertuju pada mereka?
yang terus mengharap
dan mengharap, hingga lelap
tidak, tidak..
yang pertama untukmu
syairku ini untukmu
bukan untuknya, bukan untuk mereka
sungguh, ini untukmu kucipta
ini karya tiba-tiba
namun tetap tulus
yakinlah, bukan karena iba
:puisi pertama dariku, untukmu!
25 Januari 2008
Untuk kakakQ, Diyah..yang selalu mencipta cinta!
dan mengharap rajutan kata-kata
buatku jadi melupa
pada sebelah rusukku tercinta
mungkinkah syair kali ini untuknya?
atau kembali tertuju pada mereka?
yang terus mengharap
dan mengharap, hingga lelap
tidak, tidak..
yang pertama untukmu
syairku ini untukmu
bukan untuknya, bukan untuk mereka
sungguh, ini untukmu kucipta
ini karya tiba-tiba
namun tetap tulus
yakinlah, bukan karena iba
:puisi pertama dariku, untukmu!
25 Januari 2008
Untuk kakakQ, Diyah..yang selalu mencipta cinta!
22 Januari, 2008
Empat Bagaimana Dalam Sajak
bagaimana aku merekam lukisan langit
pada suatu episode malam
ketika bulan terperangkap kesendirian
tiada noktah-noktah cemerlang bintang
bagaimana aku membawa lukisan langit
dalam setiap bab mimpi
serupa pementasan drama paling abadi
indahnya seperti susah pergi dari lelap
bagaimana aku memberi lukisan langit
untuk semua tapak yang kucintai
pemberi warna-warna amat cahaya
dengan lelah tak kunjung kutemui
bagaimana aku mengajaknya ke taman langit
sedang di setiap malam
atau pada pagi yang terik pun
dia tak ada di sini menemani
hanya doa terus mengiringi
mungkin belum cukup membalas semua
:ibu, cinta dan sayangnya
tak henti-henti...
22 Januari 2008
pada suatu episode malam
ketika bulan terperangkap kesendirian
tiada noktah-noktah cemerlang bintang
bagaimana aku membawa lukisan langit
dalam setiap bab mimpi
serupa pementasan drama paling abadi
indahnya seperti susah pergi dari lelap
bagaimana aku memberi lukisan langit
untuk semua tapak yang kucintai
pemberi warna-warna amat cahaya
dengan lelah tak kunjung kutemui
bagaimana aku mengajaknya ke taman langit
sedang di setiap malam
atau pada pagi yang terik pun
dia tak ada di sini menemani
hanya doa terus mengiringi
mungkin belum cukup membalas semua
:ibu, cinta dan sayangnya
tak henti-henti...
22 Januari 2008
18 Januari, 2008
Sajak Singkat Tuk Ibu
aku masih bersemayam di sini
merindukan sosok ibu
bersama tangis
yang enggan terhenti
kupejamkan mata
gelap tanpa pelita
bersama doa
kuberharap padaNya
:peliharalah ibu,
serta cinta yang ia punya
28 November 2008
I miss u mom...
merindukan sosok ibu
bersama tangis
yang enggan terhenti
kupejamkan mata
gelap tanpa pelita
bersama doa
kuberharap padaNya
:peliharalah ibu,
serta cinta yang ia punya
28 November 2008
I miss u mom...
Pergi
hari ini
sebelum kumendengar
tangis hujan
aku sudah lebih dulu menangis
hari ini
seperti tahun yang lalu
ibuku pergi
dalam keadaanku
yang belum cukup tegar berdiri
hari ini
akankah lagi terdengar janji
bahwa ibu kan kembali?
28 November 2007
Hikssss...i miss u mom..
sebelum kumendengar
tangis hujan
aku sudah lebih dulu menangis
hari ini
seperti tahun yang lalu
ibuku pergi
dalam keadaanku
yang belum cukup tegar berdiri
hari ini
akankah lagi terdengar janji
bahwa ibu kan kembali?
28 November 2007
Hikssss...i miss u mom..
Kematian Mungkin Menunggu
akankah malaikat maut mau menunggu
paling tidak biarkan februari berlalu
bersama pijakan usiaku yang baru
usia paling menderu !
karena begitu banyak sakit
yang masuk di segenap ruang ragaku
begitu banyak debu-debu darah
yang mengalir di area sempit hatiku
tunggu sampai beberapa hari
usai deruan usia ini
lalu tak dapat kupendam sakit
yang amat merindu
segera pada saat itu
:aku layu, terbaring kaku!
150108
Puisi yang aneh menurutku, hehehe^_^
paling tidak biarkan februari berlalu
bersama pijakan usiaku yang baru
usia paling menderu !
karena begitu banyak sakit
yang masuk di segenap ruang ragaku
begitu banyak debu-debu darah
yang mengalir di area sempit hatiku
tunggu sampai beberapa hari
usai deruan usia ini
lalu tak dapat kupendam sakit
yang amat merindu
segera pada saat itu
:aku layu, terbaring kaku!
150108
Puisi yang aneh menurutku, hehehe^_^
16 Januari, 2008
Snitch Seeker
Sajak Untuk Sang Pujangga
sepucuk pesan tertinggal
padahal merpati baru saja pergi
dengan kepakan sayap pemecah sepi
di kota ini, ingin kupenggal
tangan-tanganku yang melupa
serahkan ucapan pada harinya
tinggalkan dua langkah hari
sebelum sempat kukirim warna peri
lalu untuk khilaf diri
kuberi hasil ukiran jari
sebuah puisi, dengan kata-kata
sederhana
bagi seorang pujangga
yang juga sederhana
selamat ulang tahun, sang pujangga!
selamat melahirkan sajak usia!
:M.Aan Mansyur
160108
maaf kak...puisinya telat, sama seperti ucapannya..
yang juga telat..hehe
padahal merpati baru saja pergi
dengan kepakan sayap pemecah sepi
di kota ini, ingin kupenggal
tangan-tanganku yang melupa
serahkan ucapan pada harinya
tinggalkan dua langkah hari
sebelum sempat kukirim warna peri
lalu untuk khilaf diri
kuberi hasil ukiran jari
sebuah puisi, dengan kata-kata
sederhana
bagi seorang pujangga
yang juga sederhana
selamat ulang tahun, sang pujangga!
selamat melahirkan sajak usia!
:M.Aan Mansyur
160108
maaf kak...puisinya telat, sama seperti ucapannya..
yang juga telat..hehe
14 Januari, 2008
Pada Saat
pada saat sekarang
pada saat pergi terang
pada saat mendung datang
pada saat itu pun,
ingin kubuang bayang-bayang
lalu di sini,
aku tenang
150108
pada saat pergi terang
pada saat mendung datang
pada saat itu pun,
ingin kubuang bayang-bayang
lalu di sini,
aku tenang
150108
Karena Ibu dan Islamku
ada satu benteng pemisah kita
menyusup di segala ruang cinta
cinta yang terlanjur kupelihara
untukumu, hanya untukmu
maka kini hendak kubertanya
padamu dan seluruh bilik rindu
harus aku ke mana?
sungguh, ingin kuhancurkan benteng itu
hingga cinta tetap ada selamanya
hingga yang dua menjelma satu
tapi maaf, ternyata aku masih punya nyawa
selamat tinggal, cintaku lebih pada ibu
:juga pada benteng pemisah kita,
Islam, tak akan kutinggalkan...selamanya!
150108
untuk kawanku...yg namanya tidak ingin disebutkan..!
ini puisi pesananmu.. bagus ndak??
bagaimana? apakah kau sudah "putus" padanya yg berbeda agama?
menyusup di segala ruang cinta
cinta yang terlanjur kupelihara
untukumu, hanya untukmu
maka kini hendak kubertanya
padamu dan seluruh bilik rindu
harus aku ke mana?
sungguh, ingin kuhancurkan benteng itu
hingga cinta tetap ada selamanya
hingga yang dua menjelma satu
tapi maaf, ternyata aku masih punya nyawa
selamat tinggal, cintaku lebih pada ibu
:juga pada benteng pemisah kita,
Islam, tak akan kutinggalkan...selamanya!
150108
untuk kawanku...yg namanya tidak ingin disebutkan..!
ini puisi pesananmu.. bagus ndak??
bagaimana? apakah kau sudah "putus" padanya yg berbeda agama?
10 Januari, 2008
Buku Hitam Itu.. (Namamu DIM?)
hai salam kenal
selamat datang
di pengungsianku,
dim!
mulai detik ini
jejak langkahku
nafasku yang mendesah
semua kan terukir indah
:di tiap lembaranmu,
dim!
110108
selamat datang
di pengungsianku,
dim!
mulai detik ini
jejak langkahku
nafasku yang mendesah
semua kan terukir indah
:di tiap lembaranmu,
dim!
110108
Sepercik Protes Anak Kecil
berkunjunglah
di tempatku belajar
menulis kata-kata
semoga kau temukan makna
sebab tak mungkin
kalian bertandang di rumahku
di sana banyak buku-buku
yang memanjat di puncak-puncak
menyelamatkan diri masing-masing
dari ancaman air yang meninggi
kiriman pemerintah dan pejabat tinggi
yang tak tahu diri
membangun segalanya
merevitalisasi yang ada
mencipta yang tak seharusnya
merusak keinginan warganya
dan tunggu lagi
apa rencana raja kita
selanjutnya...
semoga saja ada manfaatnya..
:bagi kita
yang walau masih kecil
turut merasa akibatnya!
(090108)
di tempatku belajar
menulis kata-kata
semoga kau temukan makna
sebab tak mungkin
kalian bertandang di rumahku
di sana banyak buku-buku
yang memanjat di puncak-puncak
menyelamatkan diri masing-masing
dari ancaman air yang meninggi
kiriman pemerintah dan pejabat tinggi
yang tak tahu diri
membangun segalanya
merevitalisasi yang ada
mencipta yang tak seharusnya
merusak keinginan warganya
dan tunggu lagi
apa rencana raja kita
selanjutnya...
semoga saja ada manfaatnya..
:bagi kita
yang walau masih kecil
turut merasa akibatnya!
(090108)
Para Pemilik Bibir Kelabu (perokok...^_^)
entah mengapa
aku tak pernah suka
pada pemilik bibir kelabu
yang jumlahnya di negeriku
lebih banyak dari debu
kepulan asap selalu
menjadi persembahan istimewa
untuk kita,para penontonnya
nikmat yang tak ternilai bagi mereka
dan sakit pula yang tak ternilai bagi kita!
pada saat yang sama
hati,jantung,dan paru-paruku
pun senantiasa bermunajat
"Ya Allah..tunjukkanlah jalan bagi mereka,
tuk sesegera mungkin keluar dari kesiasiaan itu..."
Amin...
(090108)
aku tak pernah suka
pada pemilik bibir kelabu
yang jumlahnya di negeriku
lebih banyak dari debu
kepulan asap selalu
menjadi persembahan istimewa
untuk kita,para penontonnya
nikmat yang tak ternilai bagi mereka
dan sakit pula yang tak ternilai bagi kita!
pada saat yang sama
hati,jantung,dan paru-paruku
pun senantiasa bermunajat
"Ya Allah..tunjukkanlah jalan bagi mereka,
tuk sesegera mungkin keluar dari kesiasiaan itu..."
Amin...
(090108)
Puisi
kau tak tahu,bukan?
saat sebuah puisi
kau pinta,
aku menulisnya lebih, untukmu!
maka,
jangan lagi
suarakan pinta itu
karena aku selalu berpuisi
dengan hati
dengan sanubari
dengan simfoni
tidak dengan paksaan diri!
(090108)
saat sebuah puisi
kau pinta,
aku menulisnya lebih, untukmu!
maka,
jangan lagi
suarakan pinta itu
karena aku selalu berpuisi
dengan hati
dengan sanubari
dengan simfoni
tidak dengan paksaan diri!
(090108)
Buku Hitam itu.. (jaga dengan hidupmu!)
belum usai terik
memancarkan cinta
pada pakaian-pakaian ibu
yang belakangan ini
tak kunjung kering
buku hitam itu
melangkah pada telapak mungil
yang kemudian menggenggamnya
dengan sangat gembira
setelah mengucap selamat tinggal
pada yang lama
jaga dengan hidupmu
demikian yang lama berpesan
tak sempat kuberkata
sesuatu di dalam tubuhku bersahut..
tentu..!
:buku hitam itu
bahkan akan lebih lama dari hidupku!
(090108)
memancarkan cinta
pada pakaian-pakaian ibu
yang belakangan ini
tak kunjung kering
buku hitam itu
melangkah pada telapak mungil
yang kemudian menggenggamnya
dengan sangat gembira
setelah mengucap selamat tinggal
pada yang lama
jaga dengan hidupmu
demikian yang lama berpesan
tak sempat kuberkata
sesuatu di dalam tubuhku bersahut..
tentu..!
:buku hitam itu
bahkan akan lebih lama dari hidupku!
(090108)
Buku Hitam itu..(masih kosong..)
lembar-lembar berparas polos
kumpul jadi satu
dalam selimut kulit gelap
yang melindunginya dari tangis langit
beberapa episode kutinggal
mereka sendiri,sepi..
belum juga berpenghuni
tak ada goresan pena, sunyi!
hanya kebingungan yang sarat
menimpanya
sebab aku masih lugu
mungkin pena bulu...
:mau menghampiriku
(090108)
kumpul jadi satu
dalam selimut kulit gelap
yang melindunginya dari tangis langit
beberapa episode kutinggal
mereka sendiri,sepi..
belum juga berpenghuni
tak ada goresan pena, sunyi!
hanya kebingungan yang sarat
menimpanya
sebab aku masih lugu
mungkin pena bulu...
:mau menghampiriku
(090108)
Wajah
berpalinglah
paling tidak semusim
dari sinar-sinar
perusak mata indahmu
tidurlah
paling tidak sejenak
agar engkau lupa
pada layar-layar datar itu
wajah,
istirahatlah..
sepersekian detik saja..
untuk esokmu yang panjang!
(090108)
paling tidak semusim
dari sinar-sinar
perusak mata indahmu
tidurlah
paling tidak sejenak
agar engkau lupa
pada layar-layar datar itu
wajah,
istirahatlah..
sepersekian detik saja..
untuk esokmu yang panjang!
(090108)
Puisi Untuk Ibu
deringan telepon malam itu
datang dari pulang seberang
memisahkan diriku pada satu
terang dalam gelap hidupku
dan apa?
ujung kabel telepon menyuarakannya
suara yang paling rindu menurutku
suara ibu..
dengan pelan terucap juga
permintaan puisi darinya
ibu memintaku
menulis beribu puisi untuknya
tentu ibu..
tahukah engkau?
bahwa selepas shalat shalatku
selalu kucipta puisi lewat tanganku
yang menengadah..
memohon dengan pinta yang sangat
pada Maha Kuasa
berharap kelak
puisi puisiku menjadi nyata,ibu!
080108
datang dari pulang seberang
memisahkan diriku pada satu
terang dalam gelap hidupku
dan apa?
ujung kabel telepon menyuarakannya
suara yang paling rindu menurutku
suara ibu..
dengan pelan terucap juga
permintaan puisi darinya
ibu memintaku
menulis beribu puisi untuknya
tentu ibu..
tahukah engkau?
bahwa selepas shalat shalatku
selalu kucipta puisi lewat tanganku
yang menengadah..
memohon dengan pinta yang sangat
pada Maha Kuasa
berharap kelak
puisi puisiku menjadi nyata,ibu!
080108
Kita Sahabat!
kau meletakkan
sebelah sayapmu untukku
agar kita bergandengan
tuk dapat terbang
melukis nama kita
pada kanvas langit
berselaput bianglala
bertaburan bintang
menjaganya bersama
dari terik yang menyilaukan
melindunginya berdua
dari tangisan hujan yang membasahi
dan begitulah sahabat
saling memiliki
saling mencintai
selamanya
dan seterusnya!
kita sahabat..!
161207
sebelah sayapmu untukku
agar kita bergandengan
tuk dapat terbang
melukis nama kita
pada kanvas langit
berselaput bianglala
bertaburan bintang
menjaganya bersama
dari terik yang menyilaukan
melindunginya berdua
dari tangisan hujan yang membasahi
dan begitulah sahabat
saling memiliki
saling mencintai
selamanya
dan seterusnya!
kita sahabat..!
161207
06 Januari, 2008
Sajak (2)
sajak selalu ada
setelah kita bangkit
dari sujud
dalam shalat shalat
sajak selalu ada
dalam hati
walau tak pernah
kita ucap
bahkan seorang pujangga
pernah berkata
tangisan seorang bayi
adalah sajaknya yang pertama
:karya pertama dari mereka!
setelah kita bangkit
dari sujud
dalam shalat shalat
sajak selalu ada
dalam hati
walau tak pernah
kita ucap
bahkan seorang pujangga
pernah berkata
tangisan seorang bayi
adalah sajaknya yang pertama
:karya pertama dari mereka!
05 Januari, 2008
Sajak (1)
tak pernah terukir
sajak sajak ini
kecuali karena cambuk
dari apa yang kau tulis
dengan pena
lalu kutemukan nyawa,
warna,cinta,
pun cahaya
dan sajak sajak,kucipta!
sajak sajak ini
kecuali karena cambuk
dari apa yang kau tulis
dengan pena
lalu kutemukan nyawa,
warna,cinta,
pun cahaya
dan sajak sajak,kucipta!
Dzikir Bersama Sepi
maka saat sepi
jangan kau kepal sendiri
jangan kau kurung diri
jangan henti memuji
selalu ada Illahi menemani
281207
(pada sebuah ruangan di wisma MAN Model Makassar)
jangan kau kepal sendiri
jangan kau kurung diri
jangan henti memuji
selalu ada Illahi menemani
281207
(pada sebuah ruangan di wisma MAN Model Makassar)
Langganan:
Postingan (Atom)
toycam
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...
-
ayah tak tinggal bersama kami sebab ia punya rumah bahari berganti detik, berganti pula pijakan kaki berganti menit, maka daratannya sudah l...
-
Pada suatu masa yang tidak begitu lampau, saya nekat terjun bebas ke sebuah arena yang sebenarnya saya sendiri tidak yakin mampu melakukanny...
-
mesin biru ini lama tunggu penumpang sejenak berhenti ia pada pesisir jalanan yang ada hanya harap paling tidak sepasang mata menangkap kebe...