dahulu belajar jadi penyair, kini kembali sebagai seorang yang hanya ingin cerita saja, bisa kau anggap syair jika pantas disebut syair :)
20 Juni, 2008
Mertesacker-ku
sebab dia adalah dirinya
yang berawal dari akhirnya musim
dan berakhir entah kapan nantinya
dia adalah dirinya
semanis ia ucapkan sapa
selihai jemarinya berkarya
semerdu sajaknya di ujung malam
sayang,
semoga sajak kita tak kenal akhir!
genki-net, 20 Juni 2008
pada satu maghrib
/1/
tempat pengungsianku
kali ini menampilkan
peran seorang tak waras
pergi dari satu bilik ke bilik lain
wajah memelas
penuh harap
aku kasihan, tapi aku
tak genggam uang
/2/
sedang jalan berbicara
dengan topik rongrong kendaraan
yang tiada henti
tak putus putus
meski dan walau adzan menggema
ini roda punya kita
jangan lagi kalian berkata
/3/
dan di satu ruang
tempat ku diungsikan
mesin mesin fotokopi
bunyi bunyi
seolah tak kenal sunyi
mereka cuma tahu
yang sudah ada
: sama seperti manusia!
Pinggir Jalan RPC, 12 Juni 2008
tempat pengungsianku
kali ini menampilkan
peran seorang tak waras
pergi dari satu bilik ke bilik lain
wajah memelas
penuh harap
aku kasihan, tapi aku
tak genggam uang
/2/
sedang jalan berbicara
dengan topik rongrong kendaraan
yang tiada henti
tak putus putus
meski dan walau adzan menggema
ini roda punya kita
jangan lagi kalian berkata
/3/
dan di satu ruang
tempat ku diungsikan
mesin mesin fotokopi
bunyi bunyi
seolah tak kenal sunyi
mereka cuma tahu
yang sudah ada
: sama seperti manusia!
Pinggir Jalan RPC, 12 Juni 2008
Kikisan Jatah
15 Juni, 2008
Malam minggu di mata penyair baru
Ini malam punya remaja, punya kota yang berleha-leha.
Yang habis ditenggelamkan di pinggir garis pantai, ramai pasar malam, atau
di restoran warisan para jutawan. Penyair duduk di satu waktu, di malam minggu.
Duduk nikmati malam yang kelam oleh berjuta huruf yang mesti dirangkaikan.
Mungkin pula bersama hidung tersumbat pun serak serak tenggorokan.
Penyair punya tugas penting bagi malam beridentitas minggu ini. Yakni mencatat
sejauh mana kota memperbudak remaja dan seberapa hebat remaja menduduki kota.
Sebab demikianlah surat keputusan hidup seorang penyair. Yang dibuat sendiri dan
bila memungkinkan, maka akan dipatuhi sendiri. Dinyatakan bahwa penyair punya
banyak cinta, tapi tersimpan seluruhnya dalam kata. Hidup penyair berkasih puisi.
Setidaknya lebih baik daripada di kota kita tenggelam!
Malam Minggu, 14 Juni 2008
Yang habis ditenggelamkan di pinggir garis pantai, ramai pasar malam, atau
di restoran warisan para jutawan. Penyair duduk di satu waktu, di malam minggu.
Duduk nikmati malam yang kelam oleh berjuta huruf yang mesti dirangkaikan.
Mungkin pula bersama hidung tersumbat pun serak serak tenggorokan.
Penyair punya tugas penting bagi malam beridentitas minggu ini. Yakni mencatat
sejauh mana kota memperbudak remaja dan seberapa hebat remaja menduduki kota.
Sebab demikianlah surat keputusan hidup seorang penyair. Yang dibuat sendiri dan
bila memungkinkan, maka akan dipatuhi sendiri. Dinyatakan bahwa penyair punya
banyak cinta, tapi tersimpan seluruhnya dalam kata. Hidup penyair berkasih puisi.
Setidaknya lebih baik daripada di kota kita tenggelam!
Malam Minggu, 14 Juni 2008
12 Juni, 2008
Miroslav Klose
mungkin dalam mimpi kita
hendak kukata
sayang,
cukup aku yang kejar
tempatmu berpijak
dan
jangan pernah melangkah
ke Indonesia!
Malam, 11 Juni 2008
hendak kukata
sayang,
cukup aku yang kejar
tempatmu berpijak
dan
jangan pernah melangkah
ke Indonesia!
Malam, 11 Juni 2008
Merindumu
: Miroslav Klose
adakah Alpen sampaikan rinduku padamu?
malam ini aku hendak bermimpi
tentang sebuah pertandingan
tentang suatu imajinasi
bisakah kita berjumpa
di peternakan yang hanya kita berdua
dan sejenak kau melupa
akan europass ataupun worthersee
sebentar saja
sebab aku ingin kau baca
puisi perdanaku untukmu
Malam, 11 Juni 2008
Ode Buat Kak Eko
maghrib melepas
perlahan muncul nafas
panjat panjat isya
di luaran
seorang pemuda hanya suara
terengah engah bawa
karung beras ke teras
masuk rumah beri wajah
lalu adzan isya menyuara
ia hendak tuju surau,
dan aku terperanjat
sebab baru lagi kulihat
di bilik ini
ada nyawa amat peka
atas panggilanNya
Malam, 11 Juni 2008
*Kak Eko itu adiknya calon kakak iparku:)
perlahan muncul nafas
panjat panjat isya
di luaran
seorang pemuda hanya suara
terengah engah bawa
karung beras ke teras
masuk rumah beri wajah
lalu adzan isya menyuara
ia hendak tuju surau,
dan aku terperanjat
sebab baru lagi kulihat
di bilik ini
ada nyawa amat peka
atas panggilanNya
Malam, 11 Juni 2008
*Kak Eko itu adiknya calon kakak iparku:)
04 Juni, 2008
Horreee menang lagi....!!!
Langganan:
Postingan (Atom)
toycam
Kemarin pas lagi online di kaskus, sempat singgah di tritnya si ultramand. Dia jualan toycam. Eh, langsung suka sama yang diana f+cmyk. Tap...
-
ayah tak tinggal bersama kami sebab ia punya rumah bahari berganti detik, berganti pula pijakan kaki berganti menit, maka daratannya sudah l...
-
Pada suatu masa yang tidak begitu lampau, saya nekat terjun bebas ke sebuah arena yang sebenarnya saya sendiri tidak yakin mampu melakukanny...
-
mesin biru ini lama tunggu penumpang sejenak berhenti ia pada pesisir jalanan yang ada hanya harap paling tidak sepasang mata menangkap kebe...